Mengapa Baret Kopassus Berwarna Merah?

Mengapa Baret Kopassus Berwarna Merah?


Kopassus dibentuk oleh Kolonel AE Kawilarang yang waktu itu menjabat sebagai Panglima TT III / Tentara Teritorium Siliwangi. Ia memanggil seorang bekas tentara KNIL yang memilih menjadi WNI, ketika terjadi perang DI /TII, namanya Mayor Mohammad Idjon Jambi (orang Belanda, Nama aslinya RB Visser).

Kopassus diresmikan oleh AH Nasution pada waktu itu, dan hanya 6 bulan berada dibawah TT III Siliwangi sebelum akhirnya dimabil alih oleh AD. Baretnya pun berwarna merah, karena memang mengambil alih konsep pasukan belanda “red barets”. Mengenai warna baret ini perlu kita ketahui bersama bahwa seluruh pasukan khusus di dunia menggunakan warna hijau, sedangkan pasukan “airborne /lintas udara”nya berwarna merah. Tapi di Indonesia terbalik, justru pasukan khususnya yang menggunakan baret warna merah.

Ada tiga figur yang sangat berperan di balik pembentukan pasukan komando: Slamet Rijadi, Alex Kawilarang, dan Moch Ijon Djanbi (Rokus Bernadus Visser). Dari tiga nama tersebut, adalah Ijon Janbi yang paling banyak meninggalkan jejak, salah satunya adalah soal pilihan warna baret (merah), hingga satuan Kopassus memperoleh julukan tipikal sesuai warna baretnya: Korps Baret Merah. Wacana soal pilihan warna baret ini menarik, karena berkaitan dengan tradisi satuan yang mengenakannya. Pada biografi Slamet Rijadi disebutkan, sebenarnya Slamet Rijadi lebih terkesan pada baret warna hijau (halaman 208 dan 221).

Bila warna merah yang dipilih, tentu ini tak lepas dari sentuhan Mayor Ijon Djanbi, selaku Komandan pertama satuan tersebut, yang awalnya bernama Kesko (Kesatuan Komando) TT III/Siliwangi. Bisa jadi ada unsur subjektivitas dari Ijon Janbi sebagai mantan anggota pasukan khusus KNIL (Korps Speciale Troepen, KST). Mengapa warna merah yang akhirnya dipilih, bukan warna hijau, yang merupakan warna baret KST tempat Djanbi sendiri pernah bergabung? Padahal gagasan Slamet Rijadi tentang perlunya pembentukan pasukan berkualifikasi komando, awalnya berdasarkan kekagumannya atas kemampuan tempur KST tersebut, yang notabene berbaret hijau (halaman 261).

Pilihan baret merah bisa dibaca sebagai bentuk apresiasi khusus Djanbi terhadap pasukan khusus Inggris. Saat mendaftar sebagai anggota pasukan komando dulu, Djanbi berlatih di pusat pelatihan pasukan khusus Inggris di kawasan Acknacary (Skotlandia), di bawah gemblengan instruktur-instruktur Inggris pula.

Perlu diingat, meski pernah bergabung dalam pasukan khusus Belanda, Djanbi sempat memiliki pengalaman pribadi yang pahit dengan satuan tersebut. Itu sebabnya Djanbi lebih memilih warna merah bagi satuan komando yang dirintisnya. Sampai kini baret merah juga masih dipakai pasukan elite Inggris (The Parachute Regiment).

Share This

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Designed By Blogger Templates